Bandarlampung – Rektor Universitas Mitra Indonesia, sekaligus pembina teknis literasi Lampung Dr. Hj. Armalia Reny Madrie AS.,S.P.,MM menjadi narasumber pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Kabupaten/Kota se–Provinsi Lampung di Gedung Pusiban, Komplek Kantor Gubernur Lampung, Selasa (14/02).
Rakor Acara tersebut dihadiri dan dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto yang mewakili Gubernur Lampung.
Selain itu hadir juga dalam acara tersebut, Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi Lampung, Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi, Kepala Dinas PP dan PA Lampung, Bunda Literasi kabupaten/kota dan Tim Literasi seluruh Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung.
Gubernur Lampung dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekdaprov, menyatakan sangat mendukung diselenggarakannya Rapat Koordinasi yang mengusung tema “Peningkatan Indeks Literasi untuk kesejahteraan masyarakat Provinsi Lampung,” sebagai media komunikasi untuk berkoordinasi, berkonsolidasi dan bersinkronisasi terhadap program peningkatan Budaya Literasi Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung.
Menurutnya saat ini angka Indek Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Provinsi Lampung tahun 2022 yakni 59.99, dibawah IPLM rata-rata yaitu 64.48 sedangkan tahun sebelumnya adalah 60.90.
“Hal tersebut menunjukkan Indeks Literasi Provinsi Lampung menurun. Tentunya menjadi perhatian dan tantangan kita bersama, agar kedepan IPLM Provinsi Lampung dapat semakin meningkat,” ungkapnya.
Fahrizal Darminto mengatakan banyak indikator yang mempengaruhinya dan hal itu tidaklah mudah.
“Saya berkeyakinan dengan adanya Bunda Literasi Kabupaten/Kota bahkan sampai dengan Bunda Literasi Pekon/Desa/Kelurahan, dapat bekerja bersama-sama untuk meningkatkan indeks Literasi sesuai dengan harapan kita,” lanjutnya.
Sementara itu, Rektor UMITRA, sekaligus Koordinator Global Surya Islamic School, Dr. Hj. Armalia Reny Madrie AS.,S.P.,MM menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut dari akademisi yang merupakan pembina teknis literasi Lampung.
Bunda Reny sapaan akrabnya, dalam paparannya yang berjudul meningkatkan budaya membaca menjelaskan membaca merupakan suatu proses rekonstruksi untuk mendapatkan suatu gagasan dan informasi
"Membaca dapat memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik yang pada akhirnya dapat kita kaitkan satu sama lain dari informasi baru dan informasi yg telah diketahui. Seperti kita ketahui bersama budaya literasi di Indonesia turut luntur seiring dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, hal ini menyebabkan terjadinya penurunan budaya membaca,"paparnya.
Lebih lanjut wanita yang juga menjabat ketua umum DPD IWAPI provinsi Lampung ini menegaskan aktivitas membaca masih belum membudaya di dalam ranah keluarga. Orang tua hanya mengajarkan membaca dan menulis sampai pada level bisa. Belum terbiasa. Perkembangan teknologi yang makin canggih ternyata turut punya peran meninggalkan budaya literasi di Indonesia. Bahkan bermain gawai atau handphone lebih menjadi kebutuhan dibandingkan dengan membaca buku.
"Untuk itu perlu strategi memperkenalkan buku sejak usia dini yang diawali dengan bacaan dongeng, membudayakan hadiah dengan buku, bahkan mengkoleksi buku-buku yang menarik dan disukai. Selanjutnya membiasakan membaca buku 10 menit sebelum KBM, mengoptimalkan peran perpustakaan yang inovatif sebagai wadah menciptakan hasil karya tulis misalnya, bahkan membentuk komunitas baca sehingga muncul gerakan gemar membaca bagi masyarakat,"pungkasnya (rls/*